Nama Pengarang : Sony Warsono-bin-Hardono
Mufidah Triswardani
Linda Kusumastuti Wardana
Nama Penerbit : AB Publisher Yogyakarta
Ketebalan Buku : vi, 122 halaman
Tahun Terbit : 2014
ISBN : 978-602-71444-0-8
IKHTISAR:
Transaksi bisnis di industri manufaktur umumnya lebih rumit jika dibandingkan dengan transaksi bisnis di perusahaan jasa dan dagang. Hal tersebut dikarenakan karakteristik industri manufaktur yang mengolah barang mentah hingga menjadi barang jadi. Proses pembuatan produk yang relatif panjang juga berkaitan dengan kompleksitas pencatatan akuntansi di perusahaan manufaktur. Pencatatan akuntansi di perusahaan manufaktur dimulai dari pembelian bahan baku untuk diolah, penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja, penggunaan fasilitas untuk mendukung proses produksi hingga pengiriman produk jadi ke gudang atau ke departemen selanjutnya. Pada dasarnya perbedaan transaksi yang terjadi di perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang hanya terletak pada pemrosesan bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan di perusahaan dagang tidak diperlukan pengolahan bahan baku. Oleh karena itu topik bahasan mengenai hukum dana, persamaan akuntansi, mekanisma debet kredit, pencatatan (meliputi penjurnalan dan pemindahbukuan) selama periode berjalan, pencatatan penyesuai dan penyusunan laporan keuangan yang telah dibahas dalam siklus akuntansi perusahaan jasa dan perusahaan dagang juga berlaku di akuntansi perusahaan manufaktur.
Pembelajar akuntansi manufaktur perlu mengetahui bahwa pengeluaran rutin perusahaan manufaktur dapat diklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Pengeluaran rutin yang diakui sebagai aset (disebut kos [cost]); contohnya adalah pengeluaran-pengeluaran untuk proses produksi.
- Pengeluaran rutin yang diakui sebagai beban/biaya (disebut beban [expenses]); contohnya adalah pengeluaran untuk gaji karyawan administrasi dan pengakuan penyusutan gedung non-produksi.
Secara umum proses pencatatan akuntansi di dalam proses produksi perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut:
Topik-topik yang berkaitan dengan akuntansi perusahaan manufaktur yang tidak dijumpai di dalam transaksi perusahaan dagang adalah perhitungan kos produk yang diperoleh dari akuntansi kos bahan baku, akuntansi kos tenaga kerja, dan akuntansi overhead pabrik. Salah satu topik yang krusial di dalam akuntansi industri manufaktur adalah mengenai pengukuran. Salah satu pengukuran yang diperlukan adalah terkait dengan penghitungan besarnya kos produk jadi. Disamping sebagai alat untuk mencatat transaksi yang terjadi (alat pertanggungjawaban), penghitungan kos produk jadi juga bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Sebagai misal, manajer perlu mengetahui kos per unit produk sebagai dasar penentuan harga jual per unit produk.
Terdapat dua sistem penghitungan kos produk jadi yang lazim dibahas di literatur akuntansi dan juga dibahas dalam buku ini yaitu:
- Sistem Pesanan (job order costing)
Penghitungan kos produk jadi berbasis sistem pesanan tepat digunakan jika perusahaan melakukan proses produksi berdasar pesanan dari masing-masing pelanggan
- Sistem Proses (process costing).
Penghitungan kos produk menggunakan sistem proses tepat digunakan untuk perusahaan yang menjalankan produksi berdasar skedul produksi.
Selain isu utama di atas isu mengenai akuntansi produk bersama, akuntansi produk sampingan, akuntansi produk gagal, akuntansi kos standar, dan penentuan kos berbasis aktivitas (activity based costing) menjadi isu yang disoroti dalam buku ini. Buku ini dapat berfungsi sebagai media pembelajaran yang menyeimbangkan antara proses pengenalan konsep (kognitif) dan proses pendemonstrasian konsep melalui praktik (psikomotorik). Ungkapan yang menyatakan bahwa “practice makes better” memang sangat nyata harus diterapkan dalam pembelajaran akuntansi. Berbeda dengan buku teks yang menyajikan pembahasan perusahaan manufaktur secara parsial, buku ini menyajikan pembahasan siklus akuntansi yang disertai dengan latihan soal baik berupa teori maupun praktik di setiap pembahasan babnya secara komprehensif namun dengan bahasa yang sederhana.